Analisis PAUD


LAPORAN PENELITIAN  DAN ANALISIS
Judul Penelitian           : Analisis Pengembangan Kegiatan Melempar Bola   
  kedalam wadah di Kelompok B Pada Raudhlatul
  Athfal Az Zahra Sukodono.
Waktu Pelaksanaan     : Rabu, 06 September 2017
Tempat Penelitian       : RA AZ ZAHRA Sukodono

I.                  Pendahuluan
1.      Latar Belakang Penelitian
Raudhlatul Athfal atau sejajar dengan Taman Kanak – kanak Az Zahra merupakan salah satu Taman Kanak – kanak yang ada di Indonesia. Pendidikan RA Az Zahra merupakan realisasi dari program Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini yang menggalakkan TK sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan anak usia dini pada masyarakat. Untuk itu Direktorat telah mengeluarkan aturan – aturan mendirikan RA dan menu generik sebagai panduan penyusunan rencana kegiatan di lembaga PAUD. Dalam konteks ini RA yang sepenuhnya bernaung dibawah Departemen Agama tidak membedakan dengan TK lain yang bernanung dibawah Departemen Nasional. Kegiatan - kegiatan dalam taman kanak – kanak ini, selain didasarai oleh menu generik, juga diwarnai oleh pengetahuan dan keinginan para pendiri atau pimpinan serta pendidik yang berkecimpung dalam kelompok tersebut.
Aspek perkembangan yang dikembangkan di RA Az Zahra meliputi moral dan nilai – nilai agama, sosial, kemadirian, bahasa, kognitif, dan fisik motorik. Aspek – aspek tersebut dikembangkan melalui pembelajaran yang menyenangkan. Pendidik yang diterapkan di PAUD berupa permainan – permainan yang merangsang tumbuh kembang anak melalui beberapa aspek.
Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya menjadi tenaga pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi – inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas- tugas mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di RA Az Zahra yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan kegiatan anak yang di anggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.
Visi Misi  RA Az Zahra Kec.Sukodono adalah :
I.                   Visi
Kreatif, Mandiri, Muslim Sejati
II.                Misi
·         Membangun pola pikir yang suka dengan hal – hal dan ide ide baru
·         Membangun kepribadian yang tidak mudah bergantung pada orang lain
·         Membangun Pembiasaan akhlaquk karimah

III.             Tujuan
·         Menjadikan anak yang ber- inovasi dalam pemikiran yang lebih matang
·         Terwujudnya kepribadian yang mampu bertindak sesuai dengan norma
·         Terwujudnya pribadi yang ber akhlaqul karimah layaknya nabi Muhammad

2.      Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa yang menjadi fokus penelitian dalam laporan penelitian ini adalah mengenai ketangkasan anak dalam kegiatan melempar bola ke dalam keranjang dengan ter-arah.
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas pada RA Az Zahra, maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu “anak dapat melempar bola kedalam tempat yang telah disediakan oleh guru”

3.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
a.       Mengumpulkan data mengenai :
1)      Alasan pendidik melakukan kegiatan “anak dapat melempar bola kedalam wadah atau keranjang yang sudah disediakan oleh guru”
2)      Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut;
3)      Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut
b.      Membuat analisis kritis

4.      Manfaat Penelitian
·         Mendapat pengetahuan dan pengalaman – pengalaman baru
·         Dapat memberi masukan yang bersifat membangun pada lembaga masing – masing
·         Melatih mahasiswa yang sekaligus pengajar lebih ber inovasi
·         Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kegiatan yang di lakukan pada lembaga PAUD yang di ajarnya

II.                Landasan Teori
A.    Pengertian Gerak Dasar
Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan :
1.      Proses pengembangan syaraf dan otot yang juga dipengaruhi oleh keturunan.
2.      Akibat dari pengalaman gerak sebelumnya.
3.      Pengalaman gerak saat ini.
4.      Gerak yang digambarkan dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu.

Pola gerak dasar adalah bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi kedalam tiga bentuk gerak sebagai berikut ;
1.      Gerak lokomotor ( gerakan berpindah tempat ) dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat; misalnya jalan,lari,dan loncat.
2.      Gerak non-lokomotor ( gerakan tidak berpidah tempat ) dimana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat.
3.      Manipulatif, dimana ada sesuatu yang digerakkan ,misalnya melempar, menangkap, menyepak, memukul, dan geraka lain yang berkaitan dengan lemparkan dan tangkapan sesuatu

a.       Gerakan Lokomotor
Gerakan Lokomotor adalah gerakan berpindah tempat, dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat. Gerakan lokomotor misalnya : jalan, lari, dan loncat.
b.      Gerakan Nonlokomotor
Keterampilan yang bersifat nonlokomotor dapat diartikan juga sebagai keterampilan stabil, gerakan yang dilakukan tanpa atau hanya sedikit sekali bergerak dari daerah tumpuannya. Gerakan stabilisasi ( nonlokomotor ) termasuk didalamnya, seperti :
c.       Gerakan Manipulatif
Keterampilan manipulatif melibatkan tindakan mengontrol suatu objek khususnya dengan tangan dan kaki. Ada dua klasifikasi dari keterampilan manipulatif, yaitu reseptif dan propulsif.Keterampilan reseptif adalah menerima suatu objek seperti menangkap dan keterampilan propulsif memiliki ciri pengerahan gaya atau kekuatan terhadap suatu objek, seperti memukul, melempar, memantul atau menendang.
Beberapa gerakan yang termasuk di dalam gerakan manipulatif adalah menggelindingkan bola atau sejenisnya, melempar dan menangkap, menahan atau trapping, memantul atau mendribbling, memukul.
·         Menggelindingkan Bola,
Menggelindingkan atau rolling meliputi pengarahan gaya atau tenaga terhadap suatu objek yang mempertahankan kontaknya dengan permukaan tempat benda tersebut bergerak.
·         Melempar
Melempar merupakan keterampilan manipulatif yang rumit yang menggunakan satu atau dua tangan untuk melontarkan objek menjauhi badan ke udara Selain tergantung dari beberapa faktor (ukuran anak, ukuran objek, dan lain sebagainya ), lemparan dapat di lakukan di bawah tangan , di atas kepala, di atas lengan atau di samping.
·         Menangkap
Menangkap merupakan gerakan dasar manipulasi yang melibatkan penghentian suatu objek yang terkontrol oleh satu atau kedua tangan. Pada tahap awal biasanya objek akan dihentikan dengan satu bagian atau beberapa bagia anggota tubuh.Penguasaan koordinasi mata tangan akan memudahkan bagi mereka untuk menangkap objek yang melayang ke hadapannya.
·         Pushing dan Pulling,
Pushing atau mendorong adalah usaha pengerahan gaya atau kekuatan dalam melawan suatu objek atau orang, apakah mendorong untuk menyingkirkan objek dari badan atau mendorong badan menjauhi objek.
Pulling di lain pihak diartikan sebagai tarikan, ini merupakan pengerahan tenaga yang mengakibatkan objek atau orang bergerak mendekati badan.

Stimulasi Gerak Dasar Anak Perkembangan Motorik
Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang kurang kasih sayang dan kurang stimulasi akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Stimulasi yang diberikan pada anak selama tiga tahun pertama (golden age) akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan otaknya dan menjadi dasar  pembentuk kehidupan yang akan datang. Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik.
Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun.
Berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam mengurus dan merawat anak dapat menjadi sarana untuk memberikan beraneka jenis stimulasi untuk memicu perkembangan otaknya. Stimulasi yang diberikan  akan diterima oleh panca indera dan selanjutnya akan disampaikan ke otak. Bagi otak maupun panca indera anak yang belum mencapai tingkat perkembangan yang optimal, stimulasi tersebut merupakan pelajaran baru.  Hal ini akan memicu otak belajar, menganalisa, memahami dan memberikan respon yang tepat terhadap stimulasi tersebut. Kegiatan stimulasi meliputi berbagai kegiatan untuk merangsang perkembangan anak seperti melatih gerakan, bicara, berpikir, mandiri serta bergaul. Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua atau keluarga lainnya.  Tujuan stimulasi yaitu membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan.
Pengertian Melempar Bola Secara Terarah Menurut Hasan Alwi (2005: 657) pengertian melempar adalah membuang jauh-jauh dan pengertian terarah adalah tertuju atau ditujukan. Jadi, apabila digabungkan dari dua pengertian tersebut bahwa melempar bola secara terarah adalah membuang jauh-jauh bola ke arah benda yang tertuju dan yang dimaksudkan dalam permainan ini adalah dengan bermain bowling sederhana. Sedangkan menurut Seefel (dalam Widarmi, 2008: 23) melempar merupakan kemampuan manipulatif yang rumit yang menggunakan satu atau dua tangan untuk melontarkan objek menjauhi badan ke udara, lemparan dapat dilakukan di bawah tangan, di atas kepala, di atas lengan, atau di samping. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa melempar bola secara terarah adalah membuang jauh-jauh bola ke arah yang dituju dengan cara lemparan di bawah tangan untuk mengenai objek yang di depan, yang dimaksud dengan lemparan di bawah tangan yaitu dengan cara menggelindingkan bola sehingga mengenai sasaran yang akan dituju.

B.     Media

1.      Pengertian Media
Media Pembelajaran diartikan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan ( Briggs :1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Pengertian media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk untuk membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan.
Untuk itu menurut (Hamalik, 1994 : 6) guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi
·         Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
·         Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
·         Seluk-beluk proses belajar.
·         Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
·         Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
·         Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.
·         Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan.
·         Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran.
·         Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Didalam kegiatan pembelajaran kali ini kami meggunakan media bola dan keranjang agar anak dapat melakukan kegiatan melempar  bola kedalam wadah atau keranjang yang telah disediakan oleh guru dengan variatif dan menyenangkan.
2.      Manfaat Media
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
A.    Langkah – langkah Kegiatan Melempar

Ø  Kompenen-kompenen Permainan Lempar Bola Ter arah
1.      Bola
Bola merupakan salah satu kompenen yang terdapat dalam permaianan ini. Bola yang digunakan bisa menggunakan bola voli karena lebih ringan dibandingkan dengan bola basket atau bola sepak bola.


2.      Papan Sasaran atau Wadah
Papan sasaran atau wadah yang digunakan bisa menggunakan keranjang atau bak atau papan berbentuk kotak seperti yang di gunakan dalam permainan basket. Disini saya menggunakan keranjang atau wadah  yang memiliki ukuran diameter 40cm. Ukuran keranjang lebih besar dari bola, diharapkandapat mempermudah siswa dalam mendapatkan poin.
3.      Pemain atau anak didik
Pemain merupakan komponen pokok dari permainan ini, karena tanpa adanya pemain permainan ini tidak bisa dimainkan. Dalam satu tim pada permainan ini berjumlah 10 pemain,  mereka membuat 2 baris memanjang kebelakang sebanyak 4 anak untuk menunggu giliran melempar. Di sudut tempat papan sasaran terdapat 2 anak untuk menjaga keranjang, jadi meraka melakukan secara bergiliran. Pemain yang akan melakukan permainan ini baik itu perempuan maupun laki-laki.

III.             Metode Penelitian
a.      Subyek Penelitian
a)      Subyek Penelitian       : Anak, Pendidik dan Pimpinan RA Az Zahra Sukodono
b)      Tempat Penelitian       : Perum. Masangan asri B1 38 Sukodono – Sidoarjo
c)      Kelompok                   : Usia 4 s.d 5 tahun
d)     Tema                           : Lingkungan
e)      Waktu Pelaksanaan     : Rabu, 06 September 2017

b.      Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, wawanvara, dan dokumentasi.



c.       Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrument yang digunakan untuk pemerolehan data dalam penenlitian ini adalah:
Berikut Pedoman Penilaian Untuk Kegiatan Permaina Melempar
·         Anak mampu memegang bola sesuai langkah – langkah yang dijelaskan guru.
·         Anak dapat berbaris dengan rapi saat menunggu giliran.
·         Anak mampu berbagi dengan teman sepermainan ketika mendapat giliran menjaga wadah atau papan sasaran.
·         Anak mampu melempar bola kedepan.
·         Masuknya objek atau bola kedalam wadah merupakan nilai tambah bagi anak yang benar – benar mampu melaukannya.
Telah di jelaskan pada sub menu metode penelitian yang juga merupakan bagian dari instrumen penelitan tersebut,mencakup :
1)      Observasi, yaitu melihat fenomena yang unik dan menarik untuk dijadikan fokus pengamatan
2)      Wawancara, yaitu menggali informasi lebih mendalam mengenai tujuan pengamatan
3)      Dokumentasi, Yaitu untuk mengumpulkan bukti dan penjelasan yang lebih mendalam mengenai fokus pengamatan.



IV.             Analisis Data
A.    Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dinuat hasil tabulasi sebagai berikut :
Observasi
Wawancara dengan pendisik
Wawancara dengan pimpinan Ra Az Zahra
Dokumentasi
Anak – anak melakukan beberapa pilihan kegiatan, dengan salah satu pilihan yakni kegiatan melempar bola secara ter – arah (lurus kedepan) ke dalam wadah atau tempat yang telah disediakan oleh guru. Mereka secara keseluruhan sangat menyukai kegiatan melempar bola. Karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang melibatkan anggota tubuh, sehingga mereka sangat bersemangat. Meski berawal dari ketidak yakinan akan hasil yang akan mereka dapat tetapi antusias anak-anak terhadap permainan ini sangat terlihat. Dengan konsentrasi penuh mereka mulai melempar bola yang mereka pegang erat.
Sebagai pendidik yang mendapat tanggung jawab pada kelompok B, disini saya berusaha memaksimalkan kegiatan anak – anak didik saya supaya mereka dapat mengembangkan kemampuan mereka secara keseluruhan dengan kegiatan yang sudah saya susun sebelumnya. Dalam kegiatan ini saya mengembangkan kemampuan motorik kasar dengan kegiatan melempar bola secara ter – arah (lurus kedepan) kedalam wadah yang telah tersedia.
Saya berkeyakinan dengan meletakkan dasar yang kuat untuk kemampuan motorik kasar melalui kegiatan tersebut, anak akan lebih cepat dalam menguasai kemampuan tersebut nantinya. Dengan demikian anak akan lebih cepat belajar hal lain.
Dalam rencana kegiatan terulis bahwa anak – anak secara berkelompok melakukan 3 kegiatan secara bergantian dan salah satu dari 3 kegiatan tersebut yakni kegiatan melempar bola.
Pendidik menggunakan media bola yang aman yang dapat digunakan anak anak dalam kegiatan tersebut.
Dalam hal melempar bola, anak – anak dilatih mengembangkan tingkat koordinasi mata, otot tangan, dan sebagian tubuh lainnya sehingga hal ini dapat menstimulus kemampuan anak – anak dalam aspek perkembangannya lain nantinya.
Kami selalu menekankan pengembangan potensi anak sejak dini melalui kegiatan yang fantastis yakni belajar seraya bermain dan bermain seraya belajar. Maka itu setiap kegiatan yang di lakukan oleh pendidik mamuat aspek – aspek yang telah di tetapkan dan susuai untuk anak – anak.
Metode yang di berikan dalam kegiatan tersebut yakni unjuk kerja, sehingga menghasilkan kesiapan fisik motorik yang mengandung nilai didalamnya.
Pendidik menyiapkan wadah atau keranjang sesuai ukuran yang akan dijadikan sasaran oleh anak.
Bola dan keranjang yang telah disediakan guru sebelumnya merupakan bola dan keranjang yang memang di sesuaikan dengan tema kali itu. Dalam kegiatan ini juga mencakup manfaat yang dapat anak pelajari dan pahami.
Kami berkeinginan agar anak – anak mendapat asupan kegiatan yang sesuai dengan tingkat pencapaian kemampuan mereka.
Didalam kegiatan melempar, saya menemukan beberapa anak yang memang belum mampu menyelesaikan kegiatan melempar secara maksimal. ada beberapa anak yang juga masih membutuhkan stimulus setiap hari dalam memegang benda. Maka dari itu kegiatan melempar ini saya rasa sangat bermanfaat untuk anak – anak kedepannya.


B.     Analisis Kritis
Telah terlampauilah kegiatan melempar bola di taman kanak – kanak yang telah dilakukan anak – anak. Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan “melempar bola kedalam wadah atau keranjang” merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan kemampuan motorik kasar, yang nantinya berpengaruh terhadap banyak capaian seperti memegang berjalan seimbang, menangkap benda, memegang buku, dan lain lain. Pengembangan kemampuan motorik kasar merupakan bagian dari program yang dicantumkan dalam dokumen pendirian lembaga. Pelaksanaan pengembangan kemampuan motorik kasar mencakup aspek keseluruhan dalam diri anak.
Apa yang dilakukan di Ra Az Zahra yaitu menanamkan dasar – dasar kemampuan motorik kasar melalui kegiatan melempar benda. Selain mereka mengembangkan melempar bola didalam kegiatan tersebut juga didapati manfaat lain yakni anak – anak dapat bergerak kesana kemari menggerakkan seluruh bagian tubuh dari mereka. Dan juga pengenalan terhadap benda benda yang aman untuk dilempar ataupun di tangkap menggunakan rasa ke ingin tahuannya terhadap objek.
  


V.                Kesimpulan dan Saran
a.      Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis di atas dapat disimpulkan menjadi beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1.      RA Az Zahra Sukodono menekankan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan prinsip bermain sambil belajar, belajar seraya bermain dan memperhatikan proses dari pada hasil.
2.      Pengembangan motorik dicapai melalui berbagai kegiatan seperti; antri berbaris, menunggu giliran, mau mengalah, mau bergantian, memegang benda, melempar bola dan lain-lain.
3.      Pengembangan motorik kasar didalam kegiatan yang melibatkan koordinasi mata, otot tangan dan seluruh tubuh sangat diperhatikan guna anak-anak mampu memegang kendali apa yang mereka sedang kerjakan.
4.      Kegiatan yang bersifat inovasi membuat anak didik tidak bosan sehingga ingin mencoba lagi dan lagi.

b.      Saran

Pendidik dituntut agar selalu memberikan ide – ide baru yang di tuangkan pada anak didik sehingga anak didik lebih mandiri, tidak mudah bosan dan penuh imajinasi. Di dalam memberi pengajaran pada anak usia dini pendidik setiap hari diharuskan melakukan stimulasi-stimulasi pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.










LAPORAN PENELITIAN  DAN ANALISIS
Judul Penelitian           : Analisis Pengembangan Kegiatan Menjahit Jelujur 5     Lubang
 di Kelompok PG Pada Play Group Az Zahra Sukodono.
Waktu Pelaksanaan     : Selasa, 26 September 2017
Tempat Penelitian       : PG AZ ZAHRA Sukodono

I.                  Pendahuluan
1.      Latar Belakang Penelitian
Kualitas masa depan anak ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal. Sehingga deteksi dan stimulasi dan intervensi berbagai penyimpangan pertumbuhan atau perkembangan harus dilakukan sejak dini dini. Kemampuan dan kecerdasan motorik setiap anak berbeda. Terdapat dua kelompok dengan kemampuan motorik halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih dominan.  Tetapi meski jarang terdapat kelompok anak dengan ke dua hal tersebut sangat baik atau sebaliknya ke dua hal tersebut buruk. Perkembangan motorik sering diabaikan oleh dokter dan orangtua sebagai faktor yang sangat berpengaruh di masa depan. Kecerdasan motorik yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang di masa depan.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak,Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda


dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal
Play Group atau nama lain dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PG Az Zahra merupakan salah satu Kelompok Bermain yang ada di Indonesia. Pendidikan Kelompok Bermain Az Zahra merupakan realisasi dari program Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini yang menggalakkan Kleompok Bermain atau Play Group sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan anak usia dini pada masyarakat. Untuk itu Direktorat telah mengeluarkan aturan – aturan mendirikan PG dan menu generik sebagai panduan penyusunan rencana kegiatan di lembaga PAUD. Dalam konteks ini Play Group yang bernaung dibawah Departemen Pendidikan Nasional harus mengikuti permen yang yang ada. Kegiatan dalam play group ini, selain didasarai oleh menu generik, juga diwarnai oleh pengetahuan dan keinginan para pendiri atau pimpinan serta pendidik yang berkecimpung dalam kelompok bermain tersebut.
Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya menjadi tenaga pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi – inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis Kegiatna Pengembangan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas- tugas mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di PG Az Zahra yang bertujuan mengumpilkan data mengenai kegiatan kegiatan anak yang di anggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.
Visi Misi  PG Az Zahra Kec.Sukodono adalah :
IV.             Visi
Kreatif, Mandiri, Muslim Sejati



V.                Misi
·         Membangun pola pikir yang suka dengan hal – hal dan ide ide baru
·         Membangun kepribadian yang tidak mudah bergantung pada orang lain
·         Membangun Pembiasaan akhlaquk karimah
VI.             Tujuan
·         Menjadikan anak yang ber- inovasi dalam pemikiran yang lebih matang
·         Terwujudnya kepribadian yang mampu bertindak sesuai dengan norma
·         Terwujudnya pribadi yang ber akhlaqul karimah layaknya nabi Muhammad

2.      Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa yang menjadi fokus penelitian dalam laporan penelitian ini adalah mengenai ketangkasan anak dalam kegiatan menjahit jelujur 5 Lubang.
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas pada PG Az Zahra, maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu “anak dapat menjahit jelujur 5 lubang”

3.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
a.       Mengumpulkan data mengenai :
1)      Alasan pendidik melakukan kegiatan “anak manjahit jelujut 5 lubang”
2)      Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut
3)      Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut
b.      Membuat analisis kritis


4.      Manfaat Penelitian
·         Mendapat pengetahuan dan pengalaman – pengalaman baru
·         Dapat memberi masukan yang bersifat membangun pada lembaga masing – masing
·         Melatih mahasiswa yang sekaligus pengajar lebih ber inovasi
·         Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kegiatan yang di lakukan pada lembaga PAUD yang di ajarnya

II.                Landasan Teori
A.    Pengertian
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, menekan (menombol) dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak,Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.



Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal

B.     Media

1.      Pengertian Media
Media Pembelajaran diartikan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Pengertian media pembelajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk untuk membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6)
·         Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
·         Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
·         Seluk-beluk proses belajar.


·         Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
·         Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
·         Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.
·         Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan.
·         Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran.
·         Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Didalam kegiatan pembelajaran kali ini kami meggunakan media tali sepatu dan gambar yang terbuat dari spo sandal yang telah di beri lubang sebelumnya agar anak dapat melakukan kegiatan menjahit jelujur 5 lubang yang telah disediakan oleh guru dengan variatif dan menyenangkan.

2.      Manfaat Media
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
A.    Langkah sebelum kegiatan menjahit
·         Guru menyiapkan 3 pijakan bermain
·         Anak – anak mendengarkan aturan sebelum memilih pijakan bermain
·         Anak mendapat kesempatan memlih pijakan apa yang akan mereka lakukan terlebih dahulu
·         Anak mendapat kesempatan 15 menit dalam 1 pijakan permainan

B.     Langkah – langkah  Kegiatan Menjahit pada kelompok bermain (PG)
·         Guru menyiapkan alat dan bahan
·         1 kelompok menjahit terdiri dari 3 anak
·          Anak – anak duduk melingkar

·         Anak – anak mendapat 1 tali dan 1 alas menjahit
·         Guru memberi instruksi cara memasukkan tali kedalam lubang satu demi satu

III.             Metode Penelitian
a.      Subyek Penelitian
a)      Subyek Penelitian       : Anak, Pendidik dan Pimpinan PG Az Zahra Sukodono
b)      Tempat Penelitian       : Perum. Masangan asri B1 38 Sukodono – Sidoarjo
c)      Kelompok                   : Usia 3 s.d 4 tahun
d)     Tema                           : Kebutuhan
e)      Waktu Pelaksanaan     : Selasa, 26 September 2017

b.      Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, wawanvara, dan dokumentasi.

c.       Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrument yang digunakan untuk pemerolehan data dalam penenlitian ini adalah:
Berikut Pedoman Penilaian Untuk Kegiatan Kegiatan Menjahit jelujur 5 lubang pada spon
·         Anak memilih 1 kegiatan dari 3 kegiatan.
·         Disetiap keompok terdapat 3 anak.
·         Anak mampu memegang tali sepatu sesuai langkah – langkah yang dijelaskan guru.


·         Anak melakukan kegiatan dengan sabar.
·         Masuknya tali kedalam lubang merupakan hasil akhir dari penilaian kemampuan anak dalam aspek koordinasi mata dan otot tangan.
Telah di jelaskan pada sub menu metode penelitian yang juga merupakan bagian dari instrumen penelitan tersebut,mencakup :
1)      Observasi, yaitu melihat fenomena yang unik dan menarik untuk dijadikan fokus pengamatan
2)      Wawancara, yaitu menggali informasi lebih mendalam mengenai tujuan pengamatan
3)      Dokumentasi, Yaitu untuk mengumpulkan bukti dan penjelasan yang lebih mendalam mengenai fokus pengamatan.

IV.             Analisis Data
A.    Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dinuat hasil tabulasi sebagai berikut :
Observasi
Wawancara dengan pendidik
Wawancara dengan pimpinan PG Az Zahra
Dokumentasi
Anak – anak melakukan beberapa pilihan kegiatan, dengan salah satu pilihan yakni kegiatan menjahit jelujur 5 lubang dengan tali sepatu pada gambar yang di buat dari spon alas kaki yang telah disediakan oleh guru. Ada beberapa diantara mereka kurang begitu meminati kegiatan tersebut. Karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang mengharuskan tingkat kesabaran dan ketelatenan tinggi.
Sebagai pendidik yang mendapat tanggung jawab pada kelompok PG, disini saya berusaha memaksimalkan kegiatan anak – anak didik saya supaya mereka dapat mengembangkan kemampuan mereka secara keseluruhan dengan kegiatan yang sudah saya susun sebelumnya. Dalam kegiatan ini saya mengembangkan kemampuan motorik halus dengan kegiatan menjahit jelujur 5 lubang pada gambar bentuk terbuat dari spon.
Saya berkeyakinan dengan meletakkan dasar yang kuat untuk kemampuan motorik halus melalui kegiatan tersebut, anak akan lebih cepat dalam menguasai kemampuan tersebut nantinya. Dengan demikian anak akan lebih cepat belajar hal lain. Seperti memegang pensil.
Dalam rencana kegiatan tertulis bahwa anak – anak secara berkelompok melakukan 3 kegiatan secara bergantian dan salah satu dari 3 kegiatan tersebut yakni kegiatan menjahit jelujur.
Pendidik menggunakan media tali sepatu yang aman yang dapat digunakan anak anak dalam kegiatan tersebut.
Dalam hal menjahit jeujur, anak – anak dilatih mengembangkan tingkat koordinasi mata, otot tangan, kesabaran, ketelatenan, hal ini dapat menstimulus kemampuan anak – anak dalam aspek perkembangannya lain nantinya.
Kami selalu menekankan pengembangan potensi anak sejak dini melalui kegiatan yang fantastis yakni belajar seraya bermain dan bermain seraya belajar. Maka itu setiap kegiatan yang di lakukan oleh pendidik mamuat aspek – aspek yang telah di tetapkan dan susuai untuk anak – anak.
Metode yang di berikan dalam kegiatan tersebut yakni unjuk kerja, sehingga menghasilkan kesiapan fisik motorik yang mengandung nilai didalamnya.
Pendidik menyiapkan gambar bentuk terbuat dari spon sesuai ukuran yang akan dijadikan media menjahit oleh anak.
Tali sepatu dan gambar terbuat dari spon telah disediakan guru sebelumnya merupakan media yang memang di sesuaikan dengan tema kali itu. Dalam kegiatan ini juga mencakup manfaat yang dapat anak pelajari dan pahami.
Kami berkeinginan agar anak – anak mendapat asupan kegiatan yang sesuai dengan tingkat pencapaian kemampuan mereka.
Didalam kegiatan menjahit jelujur, saya menemukan beberapa anak yang memang belum mampu menyelesaikan kegiatan secara maksimal. ada beberapa anak yang juga masih membutuhkan stimulus setiap hari dalam aspek kesabaran. Kegiatan menjahit merupakan kegiatan yang tidak egitu diminati anak anak. Maka dari itu dengan kegiatan menjahit ini saya rasa sangat bermanfaat untuk anak – anak kedepannya.


B.     Analisis Kritis
Telah terlampauilah kegiatan menjahit jelujur 5 lubang pada kelompok bermain (PG) di PG Az Zahra. Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan “menjahit jelujur 5 lubang” merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan kemampuan motorik halus, yang nantinya berpengaruh terhadap banyak capaian seperti memegang pensil, memegang buku, dan lain lain. Pengembangan kemampuan motorik halus merupakan bagian dari program yang dicantumkan dalam dokumen pendirian lembaga. Pelaksanaan pengembangan kemampuan motorik halus mencakup aspek keseluruhan dalam diri anak.
Apa yang dilakukan di PG Az Zahra yaitu menanamkan dasar – dasar kemampuan motorik halus melalui kegiatan menjahit jelujur. Selain mereka mengembangkan aspek ketelitian, kesabaran, ketangkasan didalam kegiatan tersebut juga didapati manfaat lain yakni anak – anak dapat mengkoordinasikan otot – otot mereka dalam menggerakkan seluruh bagian tubuh dari mereka. Dan juga pengenalan terhadap benda benda yang tidak aman untuk dibuat mainan menggunakan rasa ke ingin tahuannya terhadap objek.
Didalam kegiatan menjahit jelujur 5 lubang yang di telah di lakukan kelompok PG tersebut banyak sekali pembenahan – pembenahan yang harus di lakukan di kemudian hari. Karena dari tingkat usia yang masih sangat kecil tentunya tidak semua anak dengan lihainya melakukan kegiatan tersebut. Banyak diantara mereka yang belum berhasil melakukannya, karena mereka terlalu cepat jenuh dengan kegiatan yang mengharuskan diri mereka terpaku pada saru objek saja.
Namun dengan begitu pendidik dapat mengetahui bahwa kegiatan ini dapat diasah di kemudian hari guna kesiapan motorik halus anak – anak.

V.                Kesimpulan dan Saran
a.      Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis di atas dapat disimpulkan menjadi beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1.      PG Az Zahra Sukodono menekankan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan prinsip bermain sambil belajar, belajar seraya bermain dan memperhatikan proses dari pada hasil.
2.      Pengembangan motorik halus dicapai melalui berbagai kegiatan seperti; bermain plastisin, meremas kertas, memasukkan tali ke daam lubang, dll
3.      Pengembangan motorik halus didalam kegiatan yang melibatkan koordinasi mata, otot tangan dan seluruh tubuh sangat diperhatikan guna anak-anak mampu memegang kendali apa yang mereka sedang kerjakan.
4.      Kegiatan yang bersifat inovasi membuat anak didik tidak bosan sehingga ingin mencoba lagi dan lagi.

b.      Saran

Pendidik dituntut agar selalu memberikan ide–ide baru yang di tuangkan pada anak didik sehingga anak didik lebih mandiri, tidak mudah bosan dan penuh imajinasi. Di dalam memberi pengajaran pada anak usia dini pendidik setiap hari diharuskan melakukan stimulasi-stimulasi pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

















LAPORAN PENELITIAN  DAN ANALISIS
Judul Penelitian           : Analisis Pengembangan Kegiatan Merangkak di TPA
  Sakha School Gedangan.
Waktu Pelaksanaan     : Jumat, 06 Oktoberber 2017
Tempat Penelitian       : TPA Sakha School Gedangan

I.                  Pendahuluan
1.      Latar Belakang Penelitian
Sebagai seorang pendidik yang bergelut dalam dunia anak usia dini khususnya pada Taman Pengasuhan Anak, seorang pendidik harus benar – benar memperhatikan rambu – rambu dan tata cara mengasuh anak yang di telah dipercayakan orang tua pada pengasuh pada TPA. Mengasuh anak balita dengan usia yang bergama di mulai dari 2 sampai dengan 10 tahun ini tidaklah mudah. Kurang??
Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya menjadi tenaga pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi – inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas- tugas mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di TPA Sakha School Gedangan yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan kegiatan anak yang di anggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.
Visi Misi  TPA Sakha School Kec.Gedangan adalah :
VII.          Visi
Menjadi lembaga pendidikan teladan bagi generasi emas islam terbaik di Indonesia yang mencetak 1 juta calon pemimpin dunia dengan memberikan pendidikan akhlak sebagaimana di contohkan Rasululloh.



VIII.       Misi
1.      Mempersiapkan ananda menjadi pribadi terbaik dalam ber aqidah dan ber akhlak
2.      Mengoptimalkan potensi ananda melalui pengembangan pembelajaran atay proses akademik
3.      Mendukung pembelajaran kearah kemandirian ananda melalui pendekatan dan pembentukan akhlak
4.      Mendidik generasi emas islam dengan SDM yang profesional dan mampu menjadi uswah bagi ananda
5.      Berkontribusi dalam perbaikan kualitas TPAM melalui kerjasama yang baik dan optimal dengan keluarga dan masyarakat

2.      Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa yang menjadi fokus penelitian dalam laporan penelitian ini adalah mengenai kegiatan pembiasaan anak di Taman Pengasuhan dalam kegiatan merangkak bersama di bawah pengawasan pengasuh taman penitipan.
Setelah diadakan observasi di salah satu ruangan TPA Sakha School, maka penelitian ini terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu “anak usia 6 sampai 10 bulan melakukan pembiasaan kegiatan merangkak bersama”

3.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
a.       Mengumpulkan data mengenai :
1)      Alasan pendidik melakukan kegiatan “pembiasaan merangkak pada usia 6 sampai 10 bulan”
2)      Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut;
3)      Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut
b.      Membuat analisis kritis


4.      Manfaat Penelitian
·         Mendapat pengetahuan dan pengalaman – pengalaman baru
·         Dapat memberi masukan yang bersifat membangun pada lembaga masing – masing
·         Melatih mahasiswa yang sekaligus pengasuh taman pengasuhan lebih ber inovasi
·         Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kegiatan yang di lakukan pada lembaga PAUD yang di ajarnya

II.                Landasan Teori
A.    Pengertian Merangkak
Merangkak adalah salah satu tahap perkembangan pada bayi, sebelum mereka beranjak untuk berjalan, bertumpu dengan kedua kakinya yang mungil. Ketika bayi mulai merangkak, orang tua akan waspada terhadap hal-hal ini dengan kemampuan si bayi merangkak.
Awalnya, untuk si bayi bisa merangkak, biasanya diawali dengan kemampuan bayi tengkurap dengan topangan kedua tangan. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan oleh bayi, sebagai orang tua harus bisa menstimulasi bayi untuk merangkak. Agar bayi, tumbuh kembang dengan fisik yang baik. Merangkak akan membuat anggota tubuh bayi menjadi lebih terlatih. Tangan sendi, otot-otot besar maupun kecil, supaya lebih seimbang, juga dapat membantu dalam perkembangan dan pemahaman bahasa, dan juga kepekaan terhadap sentuhan dan visualnya.
Pada dasarnya, bayi akan merangkak mulai memasuki usia 6 sampai dengan 10 bulan, sekitar 50% bayi merangkak pada usia 7 bulan, dan 75% nya bayi mulai merangkak pada usia 10 bulan, dan sekitar 90% bayi terampil merangkak pada usia 11 bulan. Ketika bayi tidak bisa merangkak, ini sering terjadi karena bayi mengalami obesitas, malnutrisi, dan juga keterlambatan perkembangan.



Ada beberapa cara atau tipe merangkak pada bayi:
1.      Bayi merangkak dengan tangan dan lututnya
2.      Bayi merangkak dengan tangan dan kakinya
3.      Bayi merangkak dengan menggunakan perutnya
4.      Bayi merangkak dengan cara mengesot
Ternyata merangkak adalah fase dalam tumbuh kembang anak yang tidak boleh terlewatkan.  Sebab, jika kita melewatkan proses merangkak pada anak ternyata dapat menyebabkan sejumlah masalah bagi anak di kemudian hari. Inilah manfaat dari merangkak untuk anak yang bisa membuat  tumbuh kembang anak lebih optimal 

B.     Langkah – langkah Kegiatan Pembiasaan Merangkak
1.      Melatih Keseimbangan Tubuh Anak
2.      Mengasah Kemampuan Visual Anak
3.      Meningkatkan Rasa Percaya Diri
4.      Melatih Kerjasama Kerja Otak
Ke empat langkah tersebut diatas tidak instan dan mudah dilakukan. Namun di TPA Sakha School mencoba menerapkannya setiap hari pada jenjang usia 6 sampai dengan 10 bulan. Kegiatan pembiasaan ini berlangsung kurang lebih 30 menit di sela - sela setelah sarapan pagi.

III.             Metode Penelitian
a.      Subyek Penelitian
a)      Subyek Penelitian       : Anak, Pendidik dan Pimpinan TPA Sakha School
b)      Tempat Penelitian       : Perum.Griya Permata Gedangan
c)      Kelompok                   : Usia 2bulan s.d 10 tahun
d)     Waktu Pelaksanaan     : Jumat, 06 Oktober 2017




b.      Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, wawanvara, dan dokumentasi.

c.       Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrument yang digunakan untuk pemerolehan data dalam penenlitian ini adalah:
Telah di jelaskan pada sub menu metode penelitian yang juga merupakan bagian dari instrumen penelitan tersebut,mencakup :
1)      Observasi, yaitu melihat fenomena yang unik dan menarik untuk dijadikan fokus pengamatan
2)      Wawancara, yaitu menggali informasi lebih mendalam mengenai tujuan pengamatan
3)      Dokumentasi, Yaitu untuk mengumpulkan bukti dan penjelasan yang lebih mendalam mengenai fokus pengamatan.

IV.             Analisis Data
A.    Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dinuat hasil tabulasi sebagai berikut :
Observasi
Wawancara dengan pendisik
Wawancara dengan pimpinan
Dokumentasi
Anak – anak datang dan di sambut oleh pengasuh taman pengasuhan anak atau pendidik. Mereka diserahkan sepenuhnya kepada pengasuh oleh orang tua selama satu hari. Dari pukul 06-30 sampai dengan 16-30
Sebagai pendidik yang mendapat tanggung jawab pada taman pengasuhan anak, disini saya bertanggung jawab penuh terhadap anak dalam sehari.
Saya berkeyakinan dengan meletakkan dasar yang kuat untuk kemampuan motorik kasar melalui kegiatan tersebut, anak akan lebih cepat dalam menguasai kemampuan tersebut nantinya. Dengan demikian anak akan lebih cepat belajar hal lain.
Dalam rencana kegiatan terulis bahwa anak – anak secara keselurhan dalam jenjang usia 6 sampai 10 bulan melakukann pembiasaan merangkak.
Pendidik atau pengasuh merapikan barang bawaan yang di berikan oleh orang tua.
Sebagai pengasuh kami melakukan kegiatan secara kompak antara 1 pengasuh dan pengasuh lain. Kami harus selalu menyadari tugas kami, karena anak didik kamu masih sangat kecil dan lembut
Kami selalu menekankan pengembangan potensi anak sejak dini melalui kegiatan yang fantastis yakni belajar seraya bermain dan bermain seraya belajar. Maka itu setiap kegiatan yang di lakukan oleh pendidik mamuat aspek – aspek yang telah di tetapkan dan susuai untuk anak – anak.
Metode yang di berikan dalam kegiatan tersebut yakni unjuk kerja, sehingga menghasilkan kesiapan fisik motorik yang mengandung nilai didalamnya.
Ada Pendidik atau pengasuh yang berada di salah satu ruang yakni ruang sarapan yang bertujuan untuk mengajak anak – anak sarapan bersama. Ada yang sudah mandiri makan sendiri ada juga yang masih butuh bantuan disuap. 
Kami melakukan runtutan kegiatan dengan penuh kelembutan. Agar anak – anak merasa selalu nyaman berada di dekat kami.
Kami berkeinginan agar anak – anak mendapat asupan kegiatan yang sesuai dengan tingkat pencapaian kemampuan mereka.
Didalam kegiatan merangkak, saya menemukan beberapa anak yang memang belum mampu menyempurnakan kegiatan merangkak secara maksimal. ada beberapa anak yang juga masih membutuhkan stimulus setiap hari dalam penguatan otot. Maka dari itu kegiatan merangkak ini saya rasa sangat bermanfaat untuk anak – anak kedepannya.
Setelah kegiatan sarapan. Anak – anak di ajak ber olahraga bersama dengan di iringi musik, sorakan, dan tepuk tangan
Kami melakukan pembiasaan pembiasaan yang bersifat ringan dan mendidik.


Kemudian anak – anak masuk kedalam ruangan di dalam satu kelompok untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang ringan untuk anak usia TPA.



Istirahat, makan bekal, merapikan kembali, berdoa, cuci tangan, bermaian bebas merupakan runtutan kegiatan. Pembiasaan sholat kemudian tidur siang, mandi sore, pembiasaan sholat ashar sembari menunggu jemputan orang tua masing - masing





B.     Analisis Kritis
Telah terlampauilah observasi yang dilakukan di TPA Sakha School. Dengan analisis kegiatan pembiasaan merangkak pada usia 6 sampai 10 bulan di Taman Pengasuhan Anak Sakha School. Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan “pembiasaan merangkak pada usia 6 sampai 10 bulan” merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan kemampuan motorik kasar, yang nantinya berpengaruh terhadap banyak capaian seperti memegang berjalan seimbang, berlari, dan lain lain. Pengembangan kemampuan motorik kasar merupakan bagian dari program yang dicantumkan dalam dokumen pendirian lembaga. Pelaksanaan pengembangan kemampuan motorik kasar mencakup aspek keseluruhan dalam diri anak.
Kegiatan yang dilakukan di TPA Sakha Shcool yaitu menanamkan dasar – dasar kemampuan motorik kasar melalui kegiatan merangkak. Selain mereka mengembangkan kekuatan otot kaki dan tangan didalam kegiatan tersebut juga didapati manfaat lain yakni anak – anak dapat bergerak kesana kemari menggerakkan seluruh bagian tubuh dari mereka. Dan juga pengenalan terhadap hal baru yang mereka lihat secara nyata.

V.                Kesimpulan dan Saran
a.      Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis di atas dapat disimpulkan menjadi beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
Untuk pengasuh atau pendidik :
a)      Mendapat pengalaman dan pengamalan baru
b)      Mampu menguasai perkembangan anak secara menyeluruh
Untuk anak didik :
a)      Mengembangkan tingkat ke mandirian pada anak sejak dini
b)      Membiasakan anak untuk dapat mengurus diri sendiri

b.      Saran

Pendidik dituntut agar selalu memberikan ide–ide baru yang di tuangkan pada anak didik sehingga anak didik lebih mandiri, tidak mudah bosan dan penuh imajinasi. Di dalam memberi pengajaran pada anak usia dini pendidik setiap hari diharuskan melakukan stimulasi-stimulasi pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.


DAFTAR PUSTAKA

Cucu Eliyawati. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Ditjen Dikti.

Depdiknas. (2002). Acuan menu Pembelajaran Pada Kelompok Bermain.
            Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah
            Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini

Depdiknas. (2002). Acuan menu Pembelajaran Pada Kelompok Bermain.
            Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah
            Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini

Rivkin, Mary,S. (1995). The Great Outdoors Restoring Children Right to Play Outside. Wasington DC: NAEYC

Pruissen, Chaterine M. (2003). Peniyipan Anak. Jakarta: Dinastindo


Rusdial & Elizar. (2005). Pengelolahan Kelas di Taman Kanak-kanak.
            Jakarta: Depdiknas.      

Anggani Sudono. (2000). Sumber belajar dan Alat Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo

Sugianto, Mayke. (2005). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: Dep P dan K. Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Guru





0 komentar:

Post a Comment