Cara Memotivasi Anak Usia Dini


Saat ini banyak orang tua yang  memotivasi anak dengan cara yang keliru. Alih-alih bisa membuat anak termotivasi, justru membuat anak kehilangan percaya dirinya. Hal tersebut tidak hanya terjadi dirumah tapi juga di sekolah. Guru sering memotivasi anak dengan cara yang keliru. Misalnya disekolah guru sering mempermalukan anak di depan kelas. Membanding-bandingkan anak satu dengan anak yang lain.


Contohnya:
🌸Kamu kok males sekali Azka. Itu loh teman kamu rajin.
🌸Kamu kok males belajar sih.
🌸Kamu kok bodoh amat.

Itu semua adalah motivasi-motivasi salah yang diberikan guru ke anak.
Demikian juga dirumah. Orang tua sering salah memotivasi anak. Dengan mengatakan :
🌸Dasar kamu bandel
🌸Dasar kamu bodoh
🌸Kamu malas belajar
🌸Kamu nakal.

Tak jarang juga orang tua menakut-nakuti anak untuk memotivasi.
🌸Kalau tidak mau makan nanti Kucingnya mati lho.
🌸Kalau tidak mandi nanti tidak dibelikan mainan.

Dan banyak lagi contoh-contoh lain. Maksud orang tua mengatakan hal tersebut ingin memotivasi anak. Agar anaknya berubah dari buruk menjadi baik. Tapi justru hal tersebut membuat anak semakin tertanam konsep diri negatif. Anak menjadi takut mencoba sesuatu,  tidak percaya diri, minder, susah diatur dan hal-hal lain yang buruk. Padahal  konsep diri negatif akan membuat anak tidak  kreatif. Karena anak ketakutan melakukan sesuatu. Takut mencoba sesuatu. Tekanan inilah yang membuat anak terpaksa melakukan sesuatu. Sehingga mengakibatkan anak tidak kreatif. Kata-kata tanpa disadari bisa berakibat buruk pada anak. Karena menanamkan konsep diri negatif pada anak. Rasa malu, merasa bodoh, sedih,  takut, akan mempengaruhi perasaan anak. Sehingga membuat anak merasa dirinya tidak berguna dan tidak mampu melakukan sesuatu. Oleh karena itu sikap, ucapan orang tua di rumah dan juga guru di sekolah serta orang-orang terdekat anak  bisa mempengaruhi anak.

Misalnya anak mendapat nilai jelek di sekolah. Ibu berkata, "Jelek sekali nilaimu nak, kamu sih malas belajar." Ini adalah salah satu cara memotivasi yang keliru. Maksud ibu ingin anaknya rajin belajar. Tetapi yang terjadi sebaliknya. Yaitu anak semakin malas belajar. Karena sudah tertanam dalam diri dan perasaannya bahwa aku tidak bisa. Bahwa aku tidak mampu.
Lantas. Bagaimana cara memotivasi anak yang baik?
Orang tua harus mulai memperbaiki pola komunikasi pada anak. Untuk memperbaiki pola komunikasi pada anak ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Seperti dibawah ini:

🌸Berikan pujian.
Cara ini bisa digunakan  untuk menanamkan konsep diri positif pada anak. Pujian akan membuat anak semakin percaya diri.
Contohnya :
Ketika anak mendapat nilai 60 maka kita bisa mengatakan. "Nilai kakak bagus tapi kakak bisa lebih hebat lagi ketika giat belajar."

🌸Hadiah.
Hadiah tidak perlu mahal tapi membuat anak merasa dihargai. Percaya dirinya akan meningkat. Walaupun hadiah itu mungkin bagi kita tidak berharga. Tapi bagi anak hadiah adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Bentuk penghargaan kita pada mereka.

🌸Sentuhan fisik
Sentuhan fisik pada anak membuat anak dan orang tua merasa lebih dekat. Bentuknya bisa ciuman, pelukan, belaian orang tua pada anak.

🌸Waktu kebersamaan
Waktu kebersamaan sangat penting bagi anak. Karena anak akan bisa merasakan rasa kasih sayang, kedekatan, kehangatan dan cinta yang melimpah. Hal tersebut akan membentuk ikatan yang kuat antara anak dan orang tua. Juga akan meningkatkan rasa percaya diri anak.

🌸Pengasuhan
Pengasuhan  adalah bagaimana orang tua merawat dan melayani anaknya dari kecil sampai dia dewasa.
Pengasuhan ini akan membuat anak dan orang tua semakin dekat. Sehingga anak akan merasakan kasih sayang yang melimpah dari orang tua. Sehingga anak akan terbentuk percaya diri yang kuat. Ketika 5 hal tersebut di atas dilakukan oleh orang tua. Maka anak akan dekat dengan orang tuanya. Orang tua akan mudah memotivasi anak dengan bahasa yang baik. Anak mudah diarahkan menuju kebaikan.

Photo by Porapak Apichodilok from Pexels

0 komentar:

Post a Comment